Teks editorial tentang full day school di indonesia minimal 10 paragraf
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban bonyaang
Pendidikan memberi kita perbekalan yang belum kita butuhkan pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa. Maka dari itu, pendidikan itu sangat penting untuk menunjang masa depan yang lebih baik. Pendidikan telah menjadi kebutuhan semua manusia dan menjadi kunci bagi kemajuan sebuah bangsa.
Mungkin selama ini yang kita ketahui pendidikan itu hanyalah yang kita dapatkan disekolah, padahal pendidikan itu terbagi menjadi tiga, yaitu: pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan yang kita dapatkan didalam kelas disebut dengan pendidikan formal, dan pendidikan nonformal bisa kita dapatkan dalam kegiatan berorganisasi seperti Pramuka, PMR, Organisasi Pecinta Alam, dll. Sedangkan pendidikan informal adalah semua hal yang kita peroleh diluar sekolah.
Pendidikan yang pertama kali kita peroleh bukanlah pendidikan formal dan nonformal yang disekolah, tetapi pendidikan informal yang diperoleh dari keluarga dan lingkungan masyarakat. Pendidikan informal berpengaruh dalam membentuk watak, kebiasaan, dan perilaku anak di masa depan. Berdasarkan Pasal 117 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 mengatakan hasil pendidikan informal setara dengan pendidikan nonformal dan formal.
Sistem pendidikan formal yang telah dibuat oleh Kementrian Pendidikan dan Budaya (Permendikbud) sesuai kurikulum 2013 menetapkan siswa/i sekolah baik SD, SMP, ataupun SMA untuk mengikuti kegiatan belajar disekolah selama 8 jam perhari dalam 5 hari efektif belajar yaitu, hari Senin-Jumat. Jika di totalkan dalam waktu seminggu, kegiatan belajar mengajar disekolah berlangsung selama 40 jam. Sedangkan waktu istirahat dalam sehari hanya 90 menit, apabila di totalkan dalam seminggu jumlah waktunya hanyalah 8 jam. Perbandingan antara waktu belajar dengan waktu istirahat yang diperoleh siswa/i adalah 1:5, hasil perbandingan ini sangatlah mengenaskan. Padahal, hasil penelitian Report College of Education and Human Development mengenai waktu efektif belajar dikelas bagi siswa/i hanyalah 3-4 jam perhari.
Berdasarkan penelitian, waktu otak manusia bisa berpikir fokus adalah pukul 09.00-11.00, sebab pada waktu ini, hormon stres kortisol berada dalam kadar sedang. Hal ini akan sangat membantu untuk berpikir fokus. Uniknya, kondisi ini dialami oleh semua golongan umur. Sedangkan pada pukul 13.00-15.00, kemampuan otak untuk berpikir sangatlah tidak produktif. Apalagi setelah makan siang akan terjadi penurunan suhu tubuh yang biasanya membantu menenangkan untuk tidur. Dikarenakan tubuh sedang mencerna makan siang, tubuh pun menarik darah dari otak ke perut dan berharap bisa beristirahat sejenak.
Dr. Hirome Shina dalam buku nya The Miracle of Enzyme bahwa bila kita diberikan waktu istirahat untuk tidur siang, maka produktivitas kerja akan meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang diberikan oleh Rossi dan Nimmons (1991), produktivitas akan lebih meningkat ketika para pembelajar diberikan waktu istirahat beberapa kali. Istirahat bagi otak juga memberi waktu untuk membuang memori yang tidak perlu.
Penerapan Full Day School membuat siswa/i merasa terlalu lelah dan acap kali membuat mereka pulang terlalu sore. Terlebih lagi, banyak diantara mereka sehabis pulang sekolah langsung melanjutkan pergi les atau kursus, juga pergi mengaji. Belum lagi, guru disekolah tetap memberikan PR (pekerjaan rumah) dan juga tugas jangka panjang yang memberatkan siswa/i. Padahal hampir seharian penuh waktu siswa/i dihabiskan disekolah. Hal ini membuat banyak siswa/i tidur pada tengah malam atau lebih parahnya lagi begadang hanya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Karenanya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang memiliki mandat pengawasan penyelenggaraan perlindungan anak menilai kebijakan full day school ini berpotensial mengganggu pemenuhan hak dasar anak. Setiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda, sehingga siswa/i yang satu dengan yang lain tidak bisa disamaratakan. Bagi sebahagian anak, menghabiskan waktu dengan durasi panjang disekolah justru dapat mengganggu tumbuh kembangnya.
Oleh karena itu, siswa/i haruslah pandai dalam me-manage waktunya dengan baik dan menjaga kesehatan. Pada titik ini, jauh lebih elok lagi jika pemerintah melengkapi fasilitas-fasilitas serta sarana dan prasarana yang ada disekolah, khususnya sekolah yang ada di desa-desa, daerah terpecil, dan di daerah perbatasan. Sehingga siswa/i tetap merasa nyaman dan belajar dengan kondusif serta membuat siswa/i bisa fokus belajar dan merasa tidak jenuh.